Wednesday, November 10, 2010

Kerajaan Medang
Letak Mataram Kuno
Kerajaan Medang adalah nama sebuah kerajaan yang berdiri di Jawa Tengah pada abad
ke-8, kemudian pindah ke Jawa Timur pada abad ke-10, dan akhirnya runtuh pada awal
abad ke-11.
Pada umumnya, istilah Kerajaan Medang hanya lazim dipakai untuk menyebutper iode
Jawa Timur saja, padahal berdasarkan prasasti-prasasti yang telah ditemukan, nama
Medang sudah dikenal sejak periode sebelumnya, yaitu periode Jawa Tengah.
Sementara itu, nama yang lazim dipakai untuk menyebut Kerajaan Medang periode Jawa
Tengah adalah Kerajaan Mataram, yaitu merujuk kepada salah daerah ibu kota kerajaan
ini. Kadang untuk membedakannya dengan Kerajaan Mataram Islam yang berdiri pada
abad ke-16, Kerajaan Medang periode Jawa Tengah biasa pula disebut dengan nama
Kerajaan Mataram Kunoatau Kerajaan Mataram Hindu
Pusat Kerajaan Medang
pusat Kerajaan Medang periode Jawa Timur
Bhumi Mataram adalah sebutan lama untukY ogyakarta dan sekitarnya. Di daerah inilah
untuk pertama kalinya istana Kerajaan Medang diperkirakan berdiri (Rajya Medang i
Bhumi Mataram). Nama ini ditemukan dalam beberapa prasasti, misalnya prasasti Minto
dan prasasti Anjukladang. IstilahM ataram kemudian lazim dipakai untuk menyebut
nama kerajaan secara keseluruhan, meskipun tidak selamanya kerajaan ini berpusat di
sana.
Sesungguhnya, pusat Kerajaan Medang pernah mengalami beberapa kali perpindahan, bahkan sampai ke daerah Jawa Timur sekarang. Beberapa daerah yang pernah menjadi lokasi istana Medang berdasarkan prasasti-prasasti yang sudah ditemukan antara lain,
Medang i Bhumi Mataram (zaman Sanjaya)
Medang i Mamrati (zaman Rakai Pikatan)
Medang i Poh Pitu (zaman Dyah Balitung)
Medang i Bhumi Mataram (zaman Dyah Wawa)
Medang i Tamwlang (zaman Mpu Sindok)
Medang i Watugaluh (zaman Mpu Sindok)
Medang i Wwatan (zaman Dharmawangsa Teguh)
Menurut perkiraan, Mataram terletak di daerahYogyakarta sekarang. Mamrati dan Poh
Pitu diperkirakan terletak di daerahK edu. Sementara itu, Tamwlang sekarang disebut
dengan nama Tembelang, sedangkan Watugaluh sekarang disebut Megaluh. Keduanya
terletak di daerahJ ombang. Istana terakhir, yaitu Wwatan, sekarang disebut dengan nama
Wotan, yang terletak di daerahM adiun.
Awal berdirinya kerajaan
Prasasti Mantyasihtahun 907 atas nama Dyah Balitung menyebutkan dengan jelas bahwa
raja pertama Kerajaan Medang (Rahyang ta rumuhun ri Medang ri Poh Pitu) adalah
Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya.
Sanjaya sendiri mengeluarkan prasasti Canggaltahun 732, namun tidak menyebut dengan
jelas apa nama kerajaannya. Ia hanya memberitakan adanya raja lain yang memerintah
pulau Jawa sebelum dirinya, bernama Sanna. Sepeninggal Sanna, negara menjadi kacau.
Sanjaya kemudian tampil menjadi raja, atas dukungan ibunya, yaitu Sannaha saudara
perempuan Sanna.
Nama Sanna tidak terdapat dalam daftar para raja versi prasasti Mantyasih. Bisa jadi ia
memang bukan raja Kerajaan Medang. Kemungkinan besar riwayat Sanjaya mirip
dengan Raden Wijaya (pendiri Kerajaan Majapahit akhir abad ke-13) yang mengaku
sebagai penerus takhtaK ertanagara rajaSinghas ari, namun memerintah sebuah kerajaan
baru dan berbeda.
Kisah hidup Sanjaya secara panjang lebar terdapat dalam Carita Parahyangan yang baru
ditulis ratusan tahun setelah kematiannya, yaitu sekitar abad ke-16.
Dinasti yang berkuasa
Pada umumnya para sejarawan menyebut ada tiga dinasti yang pernah berkuasa di
Kerajaan Medang, yaitu Wangsa Sanjaya dan Wangsa Sailendra pada periode Jawa
Tengah, serta Wangsa Isana pada periode Jawa Timur.
Istilah Wangsa Sanjaya merujuk pada nama raja pertama Medang, yaituS anjaya. Dinasti
ini menganut agamaH indu aliranSiw a. Menurut teori van Naerssen, pada masa
pemerintahan Rakai Panangkaran (pengganti Sanjaya sekitar tahun770-an), kekuasaan
atas Medang direbut oleh Wangsa Sailendra yang beragama Buddha Mahayana.
Mulai saat itu Wangsa Sailendra berkuasa di Pulau Jawa, bahkan berhasil pula menguasai
Kerajaan Sriwijayadi Pulau Sumatra. Sampai akhirnya, sekitar tahun 840-an, seorang
keturunan Sanjaya bernama Rakai Pikatan berhasil menikahiPramodaw ardhani putri
mahkota Wangsa Sailendra. Berkat perkawinan itu ia bisa menjadi raja Medang, dan
memindahkan istananya ke Mamrati. Peristiwa tersebut dianggap sebagai awal
kebangkitan kembali Wangsa Sanjaya.
Menurut teori Bosch, nama raja-raja Medang dalam Prasasti Mantyasih dianggap sebagai anggota Wangsa Sanjaya secara keseluruhan. Sementara itu Slamet Muljana berpendapat bahwa daftar tersebut adalah daftar raja-raja yang pernah berkuasa di Medang, dan bukan daftar silsilah keturunan Sanjaya.
Contoh yang diajukan Slamet Muljana adalah Rakai Panangkaran yang diyakininya
bukan putra Sanjaya. Alasannya ialah, prasasti Kalasan tahun778 memuji Rakai
Panangkaran sebagai “permata wangsa Sailendra” (Sailendrawangsatilaka). Dengan
demikian pendapat ini menolak teori van Naerssen tentang kekalahan Rakai Panangkaran
oleh seorang raja Sailendra.
Menurut teori Slamet Muljana, raja-raja Medang versi Prasasti Mantyasih mulai dari
Rakai Panangkaran sampai dengan Rakai Garung adalah anggota Wangsa Sailendra.
Sedangkan kebangkitan Wangsa Sanjaya baru dimulai sejak Rakai Pikatan naik takhta
menggantikan Rakai Garung.
IstilahRakai pada zaman Medang identik denganBhr e pada zamanM ajapahit, yang
bermakna “penguasa di”. Jadi, gelar Rakai Panangkaran sama artinya dengan “Penguasa
di Panangkaran”. Nama aslinya ditemukan dalam prasasti Kalasan, yaitu Dyah
Pancapana.
Slamet Muljana kemudian mengidentifikasi Rakai Panunggalan sampai Rakai Garung dengan nama-nama raja Wangsa Sailendra yang telah diketahui, misalnyaDharanindra ataupunS amaratungga. yang selama ini cenderung dianggap bukan bagian dari daftar para raja versi Prasasti Mantyasih.
Sementara itu, dinasti ketiga yang berkuasa di Medang adalah Wangsa Isana yang baru
muncul pada ‘’periode Jawa Timur’’. Dinasti ini didirikan oleh Mpu Sindok yangmerupakan menantu raja mataram
 

Sunday, November 7, 2010


Use of Passive

Passive voice is used when the focus is on the action. It is not important or not known, however, who or what is performing the action.
Example: My bike was stolen.
In the example above, the focus is on the fact that my bike was stolen. I do not know, however, who did it.
Sometimes a statement in passive is more polite than active voice, as the following example shows:
Example: A mistake was made.
In this case, I focus on the fact that a mistake was made, but I do not blame anyone (e.g. You have made a mistake.).

Form of Passive

Subject + finite form of to be + Past Participle (3rd column of ireular verbs)
Example: A letter was written.
When rewriting active sentences in passive voice, note the following:
  • the object of the active sentence becomes the subject of the passive sentence
  • the finite form of the verb is changed (to be + past participle)
  • the subject of the active sentence becomes the object of the passive sentence (or is dropped)

Examples of Passive

Tense
Subject
Verb
Object
Simple Present
Active:
Rita
writes
a letter.
Passive:
A letter
is written
by Rita.